sebagai umat islam kita harus bangga mendapati hasil kebudayaan islam tersebar di nusantara. hal itu menjadi bukti bahwa islam memang ada di nusantara. Peninggalan kerajaan Islam di Indonesia merupakan bukti penyebaran agama Islam di
Indonesia. Islam masuk ke Indonesia diperkirakan pada abad ke-7 M dan baru pada
abad ke-13 M terbentuk kerajaan-kerajaan Islam. Islam dibawa oleh pedagang yang
berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat (India), dan Cina.
Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia antara lain bisa kita
lihat dari peninggalan seperti: masjid, keraton, kaligrafi, batu nisan, karya
sastra, seni pertunjukan, dan tradisi keagamaan.
Masjid
Masjid adalah tempat yang digunakan sebagai sarana beribadah kaum
muslim, nah pembangunan masjid ini sendiri selain mencerminkan kebudayaan Indonesia
juga mencerminkan budaya Islam, contohnya adanya kubah masjis
Berikut ini adalah contoh masjid peningggalan kerajaan Islam di
Indonesia, di antaranya:
·
Masjid Agung Demak
Masjid ini berlokasi di Demak. Pembangunan mesjid ini merupakan
perintah Wali Songo dan dipimpin oleh Sunan Kalijaga, salah satu tokoh Wali
Songo yang dikenal sebagai penyebar Islam di pulau Jawa. Salah satu keunikan
Masjid Agung Demak adalah tidak memiliki menara dan salah satu tiangnya terbuat
dari susunan tatal.
Tiang dari tatal ini kemudian diganti ketika Masjid Agung Demak
dipugar pada tahun 1980. Potongan tiang tatal ini masih tersimpan di bangsal
belakang masjid. Berbeda dengan masjid-masjid yang ada sekarang, atap masjid
peninggalan sejarah biasanya beratap tumpang bersusun.
Semakin ke atas atapnya makin kecil. Jumlah atap tumpang itu
biasanya ganjil, yaitu tiga atau lima. Atap yang paling atas berbentuk limas.
Di dalam masjid terdapat empat tiang utama yang menyangga atap tumpang.
Pada bagian barat masjid terdapat mihrab. Di sebelah kanan mihrab
ada mimbar. Di halaman masjid biasanya terdapat menara. Keberadaan menara tidak
hanya untuk menambah keindahan bangunan masjid. Fungsi menara adalah sebagai
tempat muazin mengumandangkan adzan ketika tiba waktu salat.
Sebelum azan dikumandangkan, dilakukan pemukulan tabuh atau beduk.
Sehingga kita dapat menarik kesimpulan bahwa ciri khas dari bangunan masjid
kuno di nusantara adalah sebagai berikut:
1.
Di sekitar masjid (kecuali bagian barat) biasanya terdapat tanah
lapang (alun-alun).
2.
Letak masjid tepat di tengah-tengah kota atau dekat dengan istana.
3.
D ikiri kanan masjid terdapat menara sebagai tempat menyerukan
panggilan shalat.
4.
Di dalam masjid terdapat barisan tiang yangmengelilingi tiang
induk yang disebut soko guru.
5.
Atap masjid awalnya beratap tumpeng.
6.
Halaman masjid dikelilingi pagar tembok dengan satu atau dua pintu
gerbang.
7.
Mesjid memunyai denah bujur sangkar. Selain itu arsitektur
bangunan masjid yang merupakan perpaduan antara seni bangun dari berbagai
kawasan dunia Islam dan kebudayaan setempat.
Contoh bangunan Masjid Agung Cirebon, Masjid Agung Banten dan
Menara Kudus yang mengadopsi kebudayaan setempat. Contoh lainnya, bentuk
bangunan gerbang Masjid Sumenep yang mengadopsi gaya Portugis. Adapun gaya
India dan Eropa tampak pada arsitektur Masjid Penyengat dan Masjid
Baiturrahman.
Keraton
Selain masjis adapula Kraton Adalah tempat untuk melakukan kegiatan-kegiatan
penting yang menyangkut urusan kerajaan. Di keraton, Sultan beserta keluarganya
tinggal. Keraton dibangun sebagai lambang pusat kekuasaan pemerintahan. Keraton
Islam di Nusatara memiliki ciri-ciri khusus, Di depan keraton biasanya terdapat
lapangan luas yang disebut alun-alun. Dan Bangunan utama keraton dikelilingi
pagar tembok, parit atau sungai kecil buatan.
·
Kasultanan Yogyakarta
Istana adalah tempat tinggal raja atau sultan beserta keluarganya.
Istana berfungsi sebagai pusat pemerintahan. Adanya istana sebenarnya karena
pengaruh Hindu dan Buddha.
Setelah Islam masuk, tradisi pembangunan istana masih berlangsung.
Akibatnya, pada bangunan istana yang bercorak Islam, pengaruh Hindu dan Budha
masih tampak. Saat ini peninggalan Islam yang berupa Istana tinggal beberapa
saja.
Kaligrafi
Kaligrafi adalah seni menulis indah dengan merangkai huruf-huruf
Arab atau ayat-ayat suci Al-Qur’an sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Biasanya yang menjadi objek seni kaligrafi adalah tokoh manusia, tumbuhan atau
binatang. Contoh kaligrafi antara lain sebagai berikut:
·
Kaligrafi pada batu nisan.
·
Kaligrafi bentuk wayang dari Cirebon.
·
Kaligrafi bentuk hiasan.
·
Kaligrafi di Makam Ratu Nahrasiyah
Kaligrafi adalah tulisan indah dalam huruf Arab. Tulisan tersebut biasanya
diambil dari ayat-ayat suci Al Quran. Kaligrafi digunakan sebagai hiasan
dinding masjid, batu nisan, gapura masjid dan gapura pemakaman. Batu nisan
pertama yang ditemukan di Indonesia adalah batu nisan pada makam Fatimah binti
Maimun di Leran, Surabaya. Sedangkan kaligrafi pada gapura terdapat di gapura
makam Sunan Bonang di Tuban, gapura makam raja-raja Mataram, Demak, dan Gowa.
Karya Sastra
Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia yang berbentuk karya
sastra bercorak Islam di Nusantara dapat dibagi ke dalam empat kelompok, yaitu:
·
Hikayat
·
Babad
·
Syair
·
Suluk
Kesusastraan Islam berkembang di Jawa dan Sumatra. Peninggalan
karya sastra yang bercorak Islam adalah suluk dan hikayat. Suluk dan hikayat
ada yang ditulis dalam bahasa daerah ada juga yang ditulis dalam bahasa Arab.
Ada juga suluk yang diterjemahkan dalam bahasa Melayu. Suluk dan hikayat dibuat
untuk mempermudah masyarakat Indonesia menangkap ajaran Islam.
Beberapa suluk terkenal adalah syair Si Burung Pingai dan
syairPerahu karya Hamzah Fansuri serta syair Abdul Muluk dan syair
gurindam dua belas karya Ali Haji. Syair gurindam dua belas berisi nasihat
kepada para pemimpin agar mereka memimpin dengan bijaksana. Ada juga nasihat
untuk rakyat biasa agar mereka menjadi terhormat dan disegani oleh sesama
manusia. Syair Abdul Muluk menceritakan Raja Abdul Muluk.
Hikayat adalah cerita atau dongeng yang isinya diambil dari
kejadian sejarah. Di pulau Jawa, hikayat dikenal dengan nama babad. Babad tanah
Jawa menceritakan kerajaan-kerajaan yang terdapat di Jawa.
Cerita tersebut dimulai dari kerajaan Hindu-Buddha sampai kerajaan
Islam. Di Aceh ada beberapa jilid Bustan Al-Salatin yang berisi riwayat
nabi-nabi, riwayat sultan-sultan Aceh, dan penjelasan penciptaan langit dan
bumi. Kitab ini ditulis oleh Nuruddi Ar-Raniri.
Batu Nisan
Batu nisan peninggalan kerajaan Islam di Indonesia, adalah
bangunan terbuat dari batu yang berdiri di atas makam. Nisan berfungsi sebagai
tanda adanya suatu makam seseorang yang sudah meninggal. Bentuk nisan juga
bermacam-macam. Nisan-nisan yang bercorak Islam umumnya dihiasi dengan bentuk kaligrafi.
Seni Pertunjukkan
Peninggalan kerajaan Islam di Indonesia dalam bentuk seni
pertunjukkan diantaranya sebagai berikut: Tari Seudati merupakan jenis tarian
yang berasal dari Serambi Mekkah. Seudati berasal dari kata syaidati, yang
artinya permainan orang-orang besar. Seudati sering disebut saman (delapan),
karena permainan itu mula-mula dilakukan oleh delapan pemain. Dalam seudati,
para penari menyanyikan lagu tertentu yang isinnya berupa Salawat Nabi.
Tradisi Peninggalan Kerajaan Islam di
Indonesia
Beberapa tradisi Islam yang masih menjadi tradisi di beberapa
wilayah di Indonesia di antaranya seperti ziarah ke makam, sedekah, dan
sekaten.
1.
Ziarah adalah kegiatan mengunjungi makam. Ziarah kubur ini
dimaksudkan agar seseorang dapat mengingat kematian sehingga selain kesibukan
duniawi diapun harus mempersiapkan bekal untuk kehidupan di akhirat nanti.
2.
Sedekah adalah memberikan sebagian rezeki yang dimiliki kepada
orang yang membutuhkan kadangkala sedekah diberikan sebagai tanda syukur atas
karunia yang telah diberikan Allah kepada kita.
3.
Sekaten, yaitu perayaan Maulid Nabi Muhammad dalam budaya Jawa.
Perayaan Sekaten dikenal di Yogyakarta, Surakarta, Jawa Timur, dan Cirebon.\
semoga ini bisa membantu terimakasih atas http://www.anneahira.com/peninggalan-kerajaan-islam-di-indonesia.htm sebagai referensi kali ini...