Selasa, 31 Maret 2015

Peninggalan Islam di Nusantara


 sebagai umat islam kita harus bangga mendapati hasil kebudayaan islam tersebar di nusantara. hal itu menjadi bukti bahwa islam memang ada di nusantara. Peninggalan kerajaan Islam di Indonesia  merupakan bukti penyebaran agama Islam di Indonesia. Islam masuk ke Indonesia diperkirakan pada abad ke-7 M dan baru pada abad ke-13 M terbentuk kerajaan-kerajaan Islam. Islam dibawa oleh pedagang yang berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat (India), dan Cina.
Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia antara lain bisa kita lihat dari peninggalan seperti: masjid, keraton, kaligrafi, batu nisan, karya sastra, seni pertunjukan, dan tradisi keagamaan.
Masjid

Masjid adalah tempat yang digunakan sebagai sarana beribadah kaum muslim, nah pembangunan masjid ini sendiri selain mencerminkan kebudayaan Indonesia juga mencerminkan budaya Islam, contohnya adanya kubah masjis
Berikut ini adalah contoh masjid peningggalan kerajaan Islam di Indonesia, di antaranya:
·        Masjid Agung Demak
Masjid ini berlokasi di Demak. Pembangunan mesjid ini merupakan perintah Wali Songo dan dipimpin oleh Sunan Kalijaga, salah satu tokoh Wali Songo yang dikenal sebagai penyebar Islam di pulau Jawa. Salah satu keunikan Masjid Agung Demak adalah tidak memiliki menara dan salah satu tiangnya terbuat dari susunan tatal.
Tiang dari tatal ini kemudian diganti ketika Masjid Agung Demak dipugar pada tahun 1980. Potongan tiang tatal ini masih tersimpan di bangsal belakang masjid. Berbeda dengan masjid-masjid yang ada sekarang, atap masjid peninggalan sejarah biasanya beratap tumpang bersusun.
Semakin ke atas atapnya makin kecil. Jumlah atap tumpang itu biasanya ganjil, yaitu tiga atau lima. Atap yang paling atas berbentuk limas. Di dalam masjid terdapat empat tiang utama yang menyangga atap tumpang.
Pada bagian barat masjid terdapat mihrab. Di sebelah kanan mihrab ada mimbar. Di halaman masjid biasanya terdapat menara. Keberadaan menara tidak hanya untuk menambah keindahan bangunan masjid. Fungsi menara adalah sebagai tempat muazin mengumandangkan adzan ketika tiba waktu salat.
Sebelum azan dikumandangkan, dilakukan pemukulan tabuh atau beduk. Sehingga kita dapat menarik kesimpulan bahwa ciri khas dari bangunan masjid kuno di nusantara adalah sebagai berikut:
1.  Di sekitar masjid (kecuali bagian barat) biasanya terdapat tanah lapang (alun-alun).
2.  Letak masjid tepat di tengah-tengah kota atau dekat dengan istana.
3.  D ikiri kanan masjid terdapat menara sebagai tempat menyerukan panggilan shalat.
4.  Di dalam masjid terdapat barisan tiang yangmengelilingi tiang induk yang disebut soko guru.
5.  Atap masjid awalnya beratap tumpeng.
6.  Halaman masjid dikelilingi pagar tembok dengan satu atau dua pintu gerbang.
7.  Mesjid memunyai denah bujur sangkar. Selain itu arsitektur bangunan masjid yang merupakan perpaduan antara seni bangun dari berbagai kawasan dunia Islam dan kebudayaan setempat.
Contoh bangunan Masjid Agung Cirebon, Masjid Agung Banten dan Menara Kudus yang mengadopsi kebudayaan setempat. Contoh lainnya, bentuk bangunan gerbang Masjid Sumenep yang mengadopsi gaya Portugis. Adapun gaya India dan Eropa tampak pada arsitektur Masjid Penyengat dan Masjid Baiturrahman.
Keraton
Selain masjis adapula Kraton Adalah tempat untuk melakukan kegiatan-kegiatan penting yang menyangkut urusan kerajaan. Di keraton, Sultan beserta keluarganya tinggal. Keraton dibangun sebagai lambang pusat kekuasaan pemerintahan. Keraton Islam di Nusatara memiliki ciri-ciri khusus, Di depan keraton biasanya terdapat lapangan luas yang disebut alun-alun. Dan Bangunan utama keraton dikelilingi pagar tembok, parit atau sungai kecil buatan.
·        Kasultanan Yogyakarta

Istana adalah tempat tinggal raja atau sultan beserta keluarganya. Istana berfungsi sebagai pusat pemerintahan. Adanya istana sebenarnya karena pengaruh Hindu dan Buddha.
Setelah Islam masuk, tradisi pembangunan istana masih berlangsung. Akibatnya, pada bangunan istana yang bercorak Islam, pengaruh Hindu dan Budha masih tampak. Saat ini peninggalan Islam yang berupa Istana tinggal beberapa saja.
Kaligrafi
Kaligrafi adalah seni menulis indah dengan merangkai huruf-huruf Arab atau ayat-ayat suci Al-Qur’an sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Biasanya yang menjadi objek seni kaligrafi adalah tokoh manusia, tumbuhan atau binatang. Contoh kaligrafi antara lain sebagai berikut:
·       Kaligrafi pada batu nisan.
·       Kaligrafi bentuk wayang dari Cirebon.
·       Kaligrafi bentuk hiasan.

·         Kaligrafi di Makam Ratu Nahrasiyah
Kaligrafi adalah tulisan indah dalam huruf Arab. Tulisan tersebut biasanya diambil dari ayat-ayat suci Al Quran. Kaligrafi digunakan sebagai hiasan dinding masjid, batu nisan, gapura masjid dan gapura pemakaman. Batu nisan pertama yang ditemukan di Indonesia adalah batu nisan pada makam Fatimah binti Maimun di Leran, Surabaya. Sedangkan kaligrafi pada gapura terdapat di gapura makam Sunan Bonang di Tuban, gapura makam raja-raja Mataram, Demak, dan Gowa.
Karya Sastra

Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia yang berbentuk karya sastra bercorak Islam di Nusantara dapat dibagi ke dalam empat kelompok, yaitu:
·       Hikayat
·       Babad
·       Syair
·       Suluk
Kesusastraan Islam berkembang di Jawa dan Sumatra. Peninggalan karya sastra yang bercorak Islam adalah suluk dan hikayat. Suluk dan hikayat ada yang ditulis dalam bahasa daerah ada juga yang ditulis dalam bahasa Arab. Ada juga suluk yang diterjemahkan dalam bahasa Melayu. Suluk dan hikayat dibuat untuk mempermudah masyarakat Indonesia menangkap ajaran Islam.
Beberapa suluk terkenal adalah syair Si Burung Pingai dan syairPerahu karya Hamzah Fansuri serta syair Abdul Muluk dan syair gurindam dua belas karya Ali Haji. Syair gurindam dua belas berisi nasihat kepada para pemimpin agar mereka memimpin dengan bijaksana. Ada juga nasihat untuk rakyat biasa agar mereka menjadi terhormat dan disegani oleh sesama manusia. Syair Abdul Muluk menceritakan Raja Abdul Muluk.
Hikayat adalah cerita atau dongeng yang isinya diambil dari kejadian sejarah. Di pulau Jawa, hikayat dikenal dengan nama babad. Babad tanah Jawa menceritakan kerajaan-kerajaan yang terdapat di Jawa.
Cerita tersebut dimulai dari kerajaan Hindu-Buddha sampai kerajaan Islam. Di Aceh ada beberapa jilid Bustan Al-Salatin yang berisi riwayat nabi-nabi, riwayat sultan-sultan Aceh, dan penjelasan penciptaan langit dan bumi. Kitab ini ditulis oleh Nuruddi Ar-Raniri.
Batu Nisan
Batu nisan peninggalan kerajaan Islam di Indonesia, adalah bangunan terbuat dari batu yang berdiri di atas makam. Nisan berfungsi sebagai tanda adanya suatu makam seseorang yang sudah meninggal. Bentuk nisan juga bermacam-macam. Nisan-nisan yang bercorak Islam umumnya dihiasi dengan bentuk kaligrafi.
Seni Pertunjukkan

Peninggalan kerajaan Islam di Indonesia dalam bentuk seni pertunjukkan diantaranya sebagai berikut: Tari Seudati merupakan jenis tarian yang berasal dari Serambi Mekkah. Seudati berasal dari kata syaidati, yang artinya permainan orang-orang besar. Seudati sering disebut saman (delapan), karena permainan itu mula-mula dilakukan oleh delapan pemain. Dalam seudati, para penari menyanyikan lagu tertentu yang isinnya berupa Salawat Nabi.
Tradisi Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia
Beberapa tradisi Islam yang masih menjadi tradisi di beberapa wilayah di Indonesia di antaranya seperti ziarah ke makam, sedekah, dan sekaten.
1.  Ziarah adalah kegiatan mengunjungi makam. Ziarah kubur ini dimaksudkan agar seseorang dapat mengingat kematian sehingga selain kesibukan duniawi diapun harus mempersiapkan bekal untuk kehidupan di akhirat nanti.
2.  Sedekah adalah memberikan sebagian rezeki yang dimiliki kepada orang yang membutuhkan kadangkala sedekah diberikan sebagai tanda syukur atas karunia yang telah diberikan Allah kepada kita.
3.  Sekaten, yaitu perayaan Maulid Nabi Muhammad dalam budaya Jawa. Perayaan Sekaten dikenal di Yogyakarta, Surakarta, Jawa Timur, dan Cirebon.\


semoga ini bisa membantu terimakasih atas http://www.anneahira.com/peninggalan-kerajaan-islam-di-indonesia.htm sebagai referensi kali ini... 


FILOSOFI LAMBANG KESULTANAN ISLAM INDONESIA

LAMBANG KESULTANAN ISLAM INDONESIA

setiap kerajaan islam di Indonesia tentunya memiiki lambang dan bendera masing-masing bukan? nah, lambang ini juga tentunya mengandung filosofi mendasar tentang bagaimana pribadi kerajaan islam tersebut. lantas apasaja kan lambang-lambang itu? bnayak kontrofersi dan perbedaan menafsirkan lambang-lambang tersebut. maka berhati-hatilah... saya, hanya mencoba memaparkan apa hasil belajar saya,, semoga bermanfaat dan apabila ada kesalahan, itulah kesalahan saya,,, hhe :D semangat membaca, semoga bisa membantu... jangan berhenti mencari kebenaran.

1.       Samudra pasai : Lambang kerajaan ini dibentuk dari kaligrafi arab menyerupai burung garuda. Di bagian tengah badannya terlihat kotak dengan rangkaian tulisan berwarna merah dan biru. Lambang ini berisi kalimat Tauhid dan Rukun Islam. Rinciannya, kepala burung itu bermakna Basmallah, sayap dan kakinya merupakan ucapan dua kalimat Syahadat. Terakhir, badan burung itu merupakan Rukun Islam. - See more at: http://inioke.com/Berita/2372-Ternyata--Garuda-Pancasila-Mirip-Lambang-Kerajaan-Samudra-Pasai.


2.       lambang mataram islam berarti perpaduan budaya jawa dengan islam. Warna merah melambangkan kebernaian perajurit dan rakyat mataram Islam

3.     lambang cirebon Singha Barwang atau terkenal juga dengan Macan Ali adalah simbol dan bendera kerajaan di Cirebon yang digunakan sejak zaman kerajaan Indraprahasta ( ± 300-400 M ), Wanagiri, Singhapura, dan terakhir kerajaan Cerbon ( 1482 M ). Macan Ali merupakan kaligrafi berbentuk seekor macan atau singa, bertuliskan kalimat syahadat “LAILAHA ILLALLAH MUHAMMAD DARROSULALLAH”. Sebuah kalimat suci atas pengakuan Allah sebagai Tuhan dan Muhammad sebagai utusan Allah, kalimat yang wajib diucapkan bagi setiap orang yang masuk Islam. Dalam bendera Macan Ali terdapat:

1. Dua bintang dengan delapan sisi yang melambangkan Nabi Muhammad dan Fatimah.
2. Singa Kecil dan besar serta dua buah pedang yang menyilang yang melambangkan pedang zulfikar milik Imam Ali.
3. Singa besar yaitu Asadullah atau singa Allah yang diterjemahkan dengan Macan Ali.
4. Lima orang manusia suci sebagai sumber petunjuk dan hidayah.
 
 Dengan adanya lambang kerajaan berbentuk Macan Ali menunjukkan keseriusan Cirebon sebagai pusat penyebaran agama Islam di wilayah barat pulau Jawa. Terbukti hanya dalam satu abad kepemimpinan Sunan Gunung Jati Islam telah berkembang pesat di sebagian besar Jawa Barat menggeser kerajaan Hindu Pajajaran.


4.       Lambing Berhasil mengusir Portugis, Sultan ali munghayat syah menciptakan bendera kerajaan Islam Aceh Darussalam yang dinamakan “Alam Zulfiqar” (Bendera Pedang) berwarna dasar merah darah dengan bulan sabit dan bintang di tengah serta sebilah pedang yang melintang di bawah berwarna putih. Bermakna atas kemenangan berperang dan adanya landasan Islam serta warna merah sebagai lambing keberanian

 
5.       Bendera Tidore : I. Bandera khalifa atau Bandera batalion ( batalyon bendera ) .
Bendera ini terbuat dari kain kuning dengan huruf kapas merah . Panjangnya 175 cm . , Dan lebarnya adalah 125 cm . Sepanjang tepi atas adalah motto terkenal :yang berarti , " Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah nabi-Nya . " Di tengah ditulis ,yang berbunyi Sultan Todore , Sultan Tidore .


 
6.       Simbol kerajaan sultan Ternate merupakan burung berkepala dua diisi dengan merah terbalik hart di dadanya.
Burung itu didokumentasikan di pemakaman Sultan Amir Iskandar Zulkarnain Saif ud-din ibni al-Marhum Sultan Said Fathu'llah (1715-'51). Itu pada baldachin atas bier sultan ... "een Verhemelte van sijde (ledikantsgewijs) bertemu falbalaas van beragam Couleuren en belegt bertemu geslage silvere Dubbelde Arende en andere ornamente." (... Atap sutra (seperti itu dari tempat tidur kanopi) dengan tirai warna yang berbeda dan dihiasi dengan mengejar perak elang ganda dan ornamen lainnya). [1]

Burung berkepala dua, yang disebut Goheba ma Dopolo Romdidi dijelaskan oleh fakta bahwa kesultanan (Buldan) terdiri dari dua klan yaitu Cim (perempuan) klan Tobona dan Heku (laki-laki) klan Tabanga. Ini terdiri dari tanah-elang, simbolis untuk Tobona, dan laut elang, simbolis untuk Tabanga.

Burung berkepala dua diragukan merupakan representasi dari Gandhaberunda, burung mitos asal Hindu. Menurut legenda Gandhaberunda adalah manifestasi dari Wisnu sebagai Wisnu berupa elang berkepala dua di perjuangannya dengan Siwa yang telah berubah dirinya di Sarab'ha untuk mengalahkan singa-dewa Narasimha, sekutu Wisnu. Gandhaberunda begitu kuat sehingga ia bisa terbang dengan dua gajah di cakarnya.
Scuptures dari Gandhaberunda berada di abad ke-11 Hindu-kuil di India Selatan. Dia mengambil tempat di sana dari Garuda, kendaraan Wisnu. Dalam waktu Inggris Raj ia adalah lambang Mysore.
Di sisi lain, mungkin juga telah terinspirasi oleh elang Spanyol berkepala dua yang digunakan di Filipina ketika memerintah sebagai bagian dari Nueva Espana (yaitu Amerika Tengah)

 referensi : html#sthash.AShDw9PE.dpuf
https://www.google.com/search?tbm=isch&q=lambang+kesultanan+aceh&ei=Gq4aVdrIFM2LuATh9IGoDw
http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Flag_of_the_Sultanate_of_Banten.svg
http://www.hubert-herald.nl/IndoMalUtara.htm