hai readerss,,,
kemerin aku dah jelasin beberapa tokoh dan lembaga pergerakan nasional kan? nah, pertanyaannya sekarang,,, kalian kalau hidup di jaman pergerakan nasional mau ikut atau ngedukung yang mana?
kalau aku,,,
aku akan masuk Budi Utomo,,, kenapa? karena aku sangat mencintai yang namanya budaya Indonesia,,, walau mungkin ga bisa nyebutin semua nya juga, tapi aku itu cinta dan ingin mempertahankan budaya kita. kalau di zaman itu masyarakat sedang menyelami kebudayaan Indonesia pasti seru banget,,, aku ingin membentuk budaya yang kuat yan tidak dipengaruhi budaya luar yang negatif dengan mudah... aku ingin budaya Indonesia yang positiv lah yang mendominasi,,, aaammiinn,,,
ga kayak sekarang,,, Indonesia banyak menyerap budaya lain, sehingga kita sebagai warganya (khususnya para remaja ) tak tahu menahu tentang budayanya yang kaya...
ok? thant mine,,, whats yours?
Kamis, 28 Mei 2015
Wanita juga mampu berjuang
Tokoh
Wanita Pergerakan nasional
Siapa bilang tokoh pergerkan nasional Cuma makhluk adam… ada
wanita juga kok yang ikut berperan sebagai pahlawan dalam masa pergerakan
nasional… jadi ga usah cemburu kalau
para lelaki mengidolakan pahlawannya,,, kita juga punya pahlawan yang bisa kita
idolakan sebagai wanita… nih Tokoh-tokoh wanita dalam pergerakan nasional!
antara lain :
1. Dewi Sartika (Pelopor
gerakan wanita di Jawa Barat). Ia mendirikan Sekolah dengan nama Sekolah
Keutamaan Istri
2. Maria Walanda Maramis (Pelopor
Gerakan Wanita di Minahasa, Sulawesi Utara). ia mendirikan organisasi PIKAT
(Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya).
3. Soewarni Jayasepoetra (Pelopor
gerakan wanita di Bandung, Jawa Barat). Mendirikan organisasi wanita Istri
Sedar yang bergerak di bidang politik dengan tujuan mencapai Indonesia Merdeka.
4. Maria Oelfah dan Ibu Soenarjo
Mangoenpoespito. Pendiri organisasi istri Indonesia dengan tujuan
mencapai Indonesia Raya.
5. Nyi Hajar Dewantoro (Istri
Ki Hajar Dewantoro, aktif di Taman Siswa)
6. Ibu Ahmad Dahlan (Istri
pendiri Moehammadijah Haji Ahmad Dahlan, aktif di organisasi wanita dibawah
Moehammadijah Aisyah), dan lain-lain
7. R.A Kartini : yang gat w Kartini
bukan wanita Indonesia ,,, kartini ii adalah pahlawan Indonesia yang mampu
memperjuangkan Emansipasi wanita loohh
8. Christina Martha Tiahahu,
9. Cut Nya’ Dien
10. Cut Meutiah
11. Nyai Ageng
Serang,
Selain munculnya berbagai tokoh gerakan wanita, muncul pula
organisasi-organisasi wanita, yaitu antara lain :
1. Kartini Fonds (Semarang)
2. Putri Merdika (Jakarta)
3. Wanita Roekoen Sentosa
(Malang)
4. Majoe Kemoeliaan (Bandung)
5. Boedi Wanita (Solo)
6. Kerajinan Amal Setia (Koto
Gadang, Sumatera Barat)
7. Serikat Kaum Ibu Sumatera
(Bukit Tinggi, Sumatera Barat
8. Ina Tuni (Ambon, Maluku)
9. Gorontalosche
Mohammedaansche Vrouwen Vereniging (Sulawesi Utara)
(yang ga tau
mereka,,, PARAH)
Bila ditelusuri perkembangan gerakan wanita Indonesia
terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu : a. Tahap Pertama (Masa Feodal)
b. Tahap Kedua (Masa
Pergerakan Nasional)
c. Tahap Ketiga (Masa Persatuan Gerakan Wanita)
Kongres
Perempuan
1. Kongres Perempuan
Indonesia 22-25 Desember 1928
Perempuan Indonesia dari berbagai
latar belakang suku, agama, kelas, dan ras datang dari seluruh Indonesia
menghadiri Kongres yang diselenggarakan di Mataram (Yogyakarta, sekarang). Para
perempuan ini umumnya berusia muda. Persiapan Kongres dilakukan di Jakarta,
dengan susunan panitia Kongres Perempuan Indonesia sebagai berikut: Nn.
Soejatin dari Poetri Indonesia sebagai Ketua Pelaksana, Nyi Hajar Dewantara
dari Wanita Taman Siswa sebagai Ketua Kongres, dan Ny. Soekonto dari Wanito
Tomo sebagai Wakil Ketua. Pada saat itu dimulailah pengorganisasian untuk
terselenggaranya Kongres Perempuan Indonesia.
Kongres ini dihadiri oleh
perwakilan 30 perkumpulan perempuan dari seluruh Indonesia, di antaranya adalah
Putri Indonesia, Wanito Tomo, Wanito Muljo, Wanita Katolik, Aisjiah, Ina Tuni
dari Ambon, Jong Islamieten Bond bagian Wanita, Jong Java Meisjeskring, Poetri
Boedi Sedjati, Poetri Mardika dan Wanita Taman Siswa.
Kongres memutuskan:
untuk mengirimkan mosi kepada pemerintah kolonial untuk
menambah sekolah bagi anak perempuan;
pemerintah wajib memberikan surat keterangan pada waktu
nikah (undang undang perkawinan); dan segeranya
diadakan peraturan yang memberikan tunjangan pada janda dan
anak-anak pegawai negeri Indonesia;
memberikan beasiswa bagi siswa perempuan yang memiliki
kemampuan belajar tetapi tidak memiliki biaya pendidikan, lembaga itu disebut stuidie
fonds;
mendirikan suatu lembaga dan mendirikan kursus pemberatasan
buta huruf, kursus kesehatan serta mengaktifkan usaha pemberantasan perkawinan
kanak-kanak;
mendirikan suatu badan yang menjadi wadah pemufakatan dan
musyawarah dari berbagai perkumpulan di Indonesia, yaitu Perikatan Perkumpulan
Perempuan Indonesia (PPPI).
2. Kongres Perikatan
Perkumpulan Perempuan Indonesia, Jakarta 28-31 Desember 1929
Kongres PPPI diikuti oleh perkumpulan perempuan yang menjadi
anggotanya. Kongres diketuai oleh Ny. Mustadjab. Pada Kongres ini isu yang
diangkat sebagai pembahasan di antaranya adalah masalah kedudukan dan peran
sosial dan ekonomi perempuan, peran dan kedudukan perempuan dalam perkawinan,
dan kehidupan dalam keluarga. Permasalahan perkawinan khususnya poligami, kawin
paksa dan perkawinan anak-anak juga menjadi topik yang dibahas tersendiri.
Mengenai Kongres Perempuan I, diinformasikan pada peserta bahwa tiga mosi di
atas yang disampaikan kepada pemerintah disambut dengan baik.
Kongres memutuskan:
mengganti nama PPPI menjadi Perikatatan Perkumpuan Istri
Indonesia (PPII). Agar tidak nampak bahwa perkumpulan ini sebagai satu
perkumpulan atau unity, melainkan hanya bersifat federasi atau
gabungan;
anggaran dasar yang baru menyebutkan tujuan penggabungan itu
adalah menjalin hubungan di antara perkumpulan perempuan untuk
meningkatkan nasib dan derajat perempuan Indonesia dengan
tidak mengkaitkan diri dengan soal politik dan agama;
mengajukan mosi kepada pemerintah untuk menghapuskan
pergundikan.
3. Kongres Perikatan
Perkumpulan Istri Indonesia, Surabaya 13-18 Desember 1930
Kongres Perikatan Perkumpulan Istri Indonesia ini juga
merupakan yang pertama bagi perkumpulan ini. Kongres diketuai oleh Ny. Siti
Soedari Soedirman. Kongres ini diikuti oleh perkumpulan perempuan yang menjadi
anggota PPII. Karena sifat federasi dari PPII ini, maka Kongres memutuskan
untuk menetapkan asas perkumpulan yang dapat mengakomodasi bermacam perkumpulan
yang ada di dalamnya. Untuk itu ditetapkan asas yang lebih bersifat umum yang
dapat diterima oleh seluruh anggota perkumpulan. Hal-hal yang menjadi isu yang
dianggap peka bagi suatu perkumpulan tertentu, seperti poligami dan perceraian,
tidak dimuat di dalam asas perkumpulan.
Kongres memutuskan:
menetapkan asas yang lebih bersifat umum bagi semua anggota;
mendirikan Badan Pemberantasan Perdagangan Perempuan dan
Anak-anak (BPPPA) yang diketuai oleh Ny. Sunarjati Sukemi;
mengirim utusan ke Kongres Perempuan Asia yang akan diadakan
19-23 Januari 1931 di Lahore, India, yaitu Ny. Santoso dan Nn. Sunarjati.
4. Kongres Perempuan
Indonesia, Jakarta 20-24 Juli 1935
Kongres Perempuan Indonesia tahun 1935 diikuti oleh tidak kurang
dari 15 perkumpulan, di antaranya Wanita Katolik Indonesia, Poetri Indonesia,
Poetri Boedi Sedjati, Aijsiah, Istri Sedar, Wanita Taman Siswa dan lain
sebagainya. Kongres diketuai oleh Ny. Sri Mangunsarkoro.
Kongres menghasilkan keputusan:
mendirikan Badan Penyelidikan Perburuhan Perempuan yang
berfungsi meneliti pekerjaan yang dilakukan perempuan Indonesia;
tiap perkumpulan yang tergabung dalam Kongres ini akan
meningkatkan pemberantasan buta huruf;
tiap perkumpulan yang tergabung dalam Kongres ini sedapat
mungkin berusaha mengadakan hubungan dengan perkumpulan pemuda, khususnya
organisasi putri;
Kongres didasari perasaan kebangsaan, pekerjaan sosial dan
kenetralan pada agama;
Kongres menyelidiki secara mendalam kedudukan perempuan
Indonesia menurut hukum Islam dan berusaha memperbaiki kedudukan itu dengan
tidak menyinggung agama Islam;
Perempuan Indonesia berkewajiban berusaha supaya generasi
baru sadar akan kewajiban kebangsaan: ia berkewajiban menjadi “Ibu Bangsa”.
Kongres Perempuan Indonesia menjadi badan tetap yang
melakukan pertemuan secara berkala
5. Kongres Perempuan
Indonesia, Bandung, Juli 1938
Kongres dikuti berbagai perkumpulan perempuan, di antaranya
Poetri Indonesia, Poetri Boedi Sedjati, Wanito Tomo, Aisjiah, Wanita Katolik
dan Wanita Taman Siswa. Kongres diketuai oleh Ny. Emma Puradiredja. Isu yang
dibahas dalam Kongres antara lain, partisipasi perempuan dalam politik,
khususnya mengenai hak dipilih. Saat itu pemerintah kolonial telah memberikan
hak dipilih bagi perempuan untuk duduk dalam Badan Perwakilan. Mereka di
antaranya adalah Ny. Emma Puradiredja, Ny. Sri Umiyati, Ny. Soenarjo Mangunpuspito
dan Ny. Sitti Soendari yang menjadi anggota Dewan Kota (Gementeraad) di
berbagai daerah. Akan tetapi karena perempuan belum mempunyai hak pilih maka
perempuan menuntut supaya mereka pun diberikan hak memilih.
Kongres memutuskan:
–tanggal 22 Desember diperingati sebagai “Hari Ibu” dengan
arti seperti yang dimaksud dalam keputusan Kongres tahun 1935;
–membangun Komisi Perkawinan untuk merancang peraturan
perkawinan yang seadil-adilnya tanpa menyinggung pihak yang beragama Islam.
6. Kongres Perempuan
Indonesia, Semarang Juli 1941
Kongres ini diikuti oleh berbagai perkumpulan perempuan yang
mengikuti kongres perempuan sebelumnya. Kongres diketuai oleh Ny. Soenarjo
Mangunpuspito.
Kongres menghasilkan keputusan:
–menyetujui aksi Gapi (Gabungan Politik Indonesia) dengan
mengajukan “Indonesia Berparlemen” pidato yang memuat tuntutan hak pilih dan
dipilih dalam parlemen, yang ditujukan untuk memperjuangkan Indonesia merdeka.
–mufakat dengan adanya milisi Indonesia
–menuntut agar perempuan pun selain dipilih dalam Dewan Kota
juga memiliki hak pilih;
–menyetujui diajarkannya pelajaran Bahasa Indonesia dalam
sekolah menengah dan tinggi;
–dibentuk empat badan pekerja:
–badan pekerja pemberantasan buta huruf
–badan pekerja penyelidik masalah tenaga kerja perempuan
– badan pekerja masalah perkawinan hukum Islam
– badan pekerja memperbaiki ekonomi perempuan Indonesia.
Kamis, 14 Mei 2015
Idealisme Dunia
Paham Idealisme dunia
Hai readers… apa
kabar kalian??? Wah, lama aku ga posting,,,, kalian sering denger idealisme” yang
muncul di lingkunagan sekitar kalian kan? Yang belakangnya ada “isme” gituu,,,
tw ga siapa tokoh2 yang mencetuskan dan menganut idealism e yang muncul itu…
nih aku jelasin ya,, berbagi ilmu gituuu
A. Nasionalisme
Nasionalisme, paham yang satu ini berasal dari kata ‘nation’
(Inggris) yang berarti bangsa. Jadi pasti yang menganut paham ini orang yang
berbakti pada bangsanya ya readers..
Ada beberapa tokoh mengemukakan tentang pengertian
Nasionalisme.
1. Menurut Ernest Renan:: Nasionalisme adalah
kehendak untuk bersatu dan bernegara
2. Menurut Otto Bauar: Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter yang timbul karena perasaan senasib.
3. Menurut Hans Kohn,
nasionalisme adalah suatu paham yang tumbuh dalam masyarakat dan mempunyai empat ciri:
Nasionalisme secara fundamental timbul dari
adanya National Counciousness. Dengan perkataan lain nasionalisme adalah
formalisasi (bentuk) dan rasionalisasi dari kesadaran nasional berbangsa dan
bernegara sendiri. Dan kesadaran nasional inilah yang membentuk nation dalam
arti politik, yaitu negara nasional.2. Menurut Otto Bauar: Nasionalisme adalah suatu persatuan perangai atau karakter yang timbul karena perasaan senasib.
3. Menurut Hans Kohn,
nasionalisme adalah suatu paham yang tumbuh dalam masyarakat dan mempunyai empat ciri:
Nasionalisme adalah kehendak untuk bersatu dan bernegara.
1. Kesetiaan tertinggi individu diserahkan kepada Negara
kebangsaan.
2. Dengan perasaan yang mendalam akan suatu ikatan yang erat
dengan tanah tumpah darahnya.
3. Perasaan yang mendalam dengan tradisi-tradisi setempat,
dan
4. Kesetiaan dengan pemerintah yang resmi.
4. Menurut L. Stoddard:: Nasionalisme adalah
suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian terbesar individu di mana mereka
menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam
suatu bangsa
5. Menurut Dr. Hertz dalam bukunya yang berjudul Nationality in History and Politics mengemukakan empat unsur nasionalisme, yaitu:1. Hasrat untuk mencapai kesatuan.2. Hasrat untuk mencapai kemerdekaan.3. Hasrat untuk mencapai keaslian.4. Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa. Dari definisi itu nampak bahwa negara dan bangsa adalah sekelompok manusia yang:
a. memiliki cta-cita bersama yang mengikat warga negara menjadi satu kesatuan; b. memiliki sejarah hidup bersama sehingga tercipta rasa senasib sepenanggungan; c. memiliki adat, budaya, dan kebiasaan yang sama sebagai akibat pengalaman hidup bersama; d. menempati suatu wilayah tertentu yang merupakan kesatuan wilayah; dan e. teroganisir dalam suatu pemerintahan yang berdaulat sehingga mereka terikat dalam suatu masyarakat hukum.
6. Selanjutnya menurut Louis Sneyder
. Nasionalisme adalah hasil dari
perpaduan faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, dan intelektual.5. Menurut Dr. Hertz dalam bukunya yang berjudul Nationality in History and Politics mengemukakan empat unsur nasionalisme, yaitu:1. Hasrat untuk mencapai kesatuan.2. Hasrat untuk mencapai kemerdekaan.3. Hasrat untuk mencapai keaslian.4. Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa. Dari definisi itu nampak bahwa negara dan bangsa adalah sekelompok manusia yang:
a. memiliki cta-cita bersama yang mengikat warga negara menjadi satu kesatuan; b. memiliki sejarah hidup bersama sehingga tercipta rasa senasib sepenanggungan; c. memiliki adat, budaya, dan kebiasaan yang sama sebagai akibat pengalaman hidup bersama; d. menempati suatu wilayah tertentu yang merupakan kesatuan wilayah; dan e. teroganisir dalam suatu pemerintahan yang berdaulat sehingga mereka terikat dalam suatu masyarakat hukum.
6. Selanjutnya menurut Louis Sneyder
Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian terbesar individu di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam suatu bangsa.
Suatu negara kebangsaan akan menjadi kuat bila timbul nafsu
untuk mengembangkan negaranya. Nafsu untuk berkuasa itu mendorong negara
tersebut memperkuat angkatan perang. Bila telah merasa diri mereka kuat, maka
berbagai alasan dicari-cari sehingga bisa timbul penjajahan yang sesungguhnya.
Semangat dan nafsu untuk berkuasa atas bangsa lain ini merupakan salah satu
sebab adanya kolonialisme dan imperialisme. Ok lanjut … paham…
B. Sosialisme
Sosialisme,paham idealism yg satu ini adalah paham
yangbertujuan membentuk negara kemakmuran dengan usaha kolektif yang produktif
danmembatasi milik perseorangan.
Tokoh tokohnya :
1.
Robert Owen
hidup antara tahun 1771 sampai dengan 1858. Robert Owen
adalah seorang pengusaha dari Lanark, Inggris yang memiliki perusahaan dengan
jumlah karyawan sekitar 2.500 orang. Ia tergolong pengusaha kaya, namun ia
menolak diberlakukannya paham kapitalisme di Inggris.
Buku beraliran sosialis karya Robert Owen yang terkenal berjudul
A New View of Society, An Essay on The Formation of Human Character. Ia
memikirkan bagaimana cara meningkatkan taraf hidup para pekerjanya karena ia
berpendapat bahwa lingkungan sosial mempengaruhi watak manusia.
Langkah pertama yang dilakukannya adalah menutup kedai-kedai
minum yang buka di sekitar perusahaannya. Setelah itu ia membangun perumahan,
tempat rekreasi, koperasi konsumsi bagi karyawan, dan melarang anak di bawah
umur 10 tahun untuk bekerja. Robert Owen pernah ingin mendirikan koloni Inggris
di Amerika namun ia gagal melaksanakannya.
Sekembalinya dari Amerika, Robert Owen mendirikan Labour
Exchange. Labour Exchange adalah penampungan para penganggur yang memperoleh
bon kerja sebagai gajinya. Dengan cara demikian, Robert Owen memperoleh keuntungan
karena buruh bekerja dengan rajin dan sungguh-sungguh. Semoga artikel sejarah sosialisme ini menambah wawasan Anda.
2.
KarlHeinrich Marx
(1818 – 1883)
Ia menciptakan sosialisme yang didasarkan atas ilmu pengetahuan.
Dikenal sebagai teoritikus dan organisator gerakan sosialisme di Jerman. Iamengembangkan sosialisme secara radikal. Karya Karl Marx yang terkenal adalah“Das Kapital” yang menyatakan bahwa sejarah manusia adalah sejarah perjuangankelas dan pemenang dari peperangan itu adalah kaum proletar ( kaum buruh ).
Sosialisme pada masa penjajahan banyak mendapat simpati dari bangsa pribumi.Paham sosialisme semakin banyak berpengaruh setelah konsep ini dijadikansebagai salah satu senjata menghadapi kolonialisme dan imperialisme. Dinegara-negara Asia – Afrika, banyak pemimpin yang tertarik dengan ajaransosialisme.
C. Komunisme
1.
Karl Marx
Siapa yang ga tau Karl Marx? Hayo..
parah nih kalau ga tau,, dia itu bapak komunisme dunia. Marx menulis bahwa
kapitalisme akan berakhir karena aksi yang terorganisasi dari kelas kerja
internasional.“Komunisme untuk kita bukanlah hubungan yang diciptakan
oleh negara, tetapi merupakan cara ideal untuk keadaan negara pada saat ini.
Hasil dari pergerakan ini kita yang akan mengatur dirinya sendiri secara
otomatis.Komunisme adalah pergerakan yang akan menghilangkan keadaan yang ada
pada saat ini. Dan hasil dari pergerakan ini menciptakan hasil dari yang
lingkungan yang ada dari saat ini. – Ideologi Jerman–
Marx sering dijuluki sebagai
bapak dari komunisme yang berasal dari kaum terpelajar dan politikus. Ia
memperdebatkan bahwa analisis tentang kapitalisme miliknya membuktikan bahwa
kontradiksi dari kapitalisme akan berakhir dan memberikan jalan untuk
komunisme. Walaupun Marx menulis tentang banyak hal semasa hidupnya, ia paling
terkenal atas analisisnya terhadap sejarah, terutama mengenai pertentangan
kelas, yang dapat diringkas sebagai "Sejarah dari berbagai masyarakat
hingga saat ini pada dasarnya adalah sejarah pertentangan kelas",
sebagaimana yang tertulis dalam kalimat pembuka dari Manifesto Komunis.
2. Friedrich Engels
Kolaborasi tulisan Engels dan Marx yang
pertama adalah The Holy Family Mereka berdua sering
disebut "Bapak Pendiri Komunisme", di mana beberapa ide
yang berhubungan dengan Marxisme sudah kelihatan. Bersama Karl Marx ia menulis
Manifesto Partai Komunis (1848). Setelah Karl Marx meninggal, ialah yang
menerbitkan jilid-jilid lanjutan bukunya yang terpenting Das Kapital.
D. Liberalism
Liberalisme
awalnya adalah sebuah gerakan pemikiran yang terjadi di Eropa antara abad
ke-15-17. Gerakan ini bermaksud melawan hegemoni gereja dan para penguasa
feodal saat itu. Karena sebelumnya ilmu pengetahuan dan sains berada di bawah
kekangan dogma gereja yang dibantu para penguasa. Perkembangan ilmu pengetahuan
dan sains harus sesuai dengan doktrin-doktrin keimanan gereja, jika
bertentangan maka ilmu pengetahuan dan sains-lah yang harus “kalah”, seperti
yang terjadi pada Copernicus dan Galileo. Maka selama ribuan tahun akal kalah
total dan iman (Kristen) menang mutlak.
Keadaan seperti itu berlangsung ribuan tahun, sampai
munculah gerakan pencerahan yang dimulai oleh seorang pemikir bernama Rene
Descartes. Setelah itu, bagaikan bendungan jebol, bermunculanlah
pemikir-pemikir lainnya. Tujuan mereka, walaupun dengan jalan berbeda-beda,
adalah satu, mengalahkan dominasi iman atas akal.
Tetapi sejarah berulang, sofisme Yunani terulang lagi, Ahmad
Tafsir menyebutnya sofisme modern. Disebut demikian karena cirri pokok sofisme
lama ada pada sofisme modern. Ciri itu adalah: kebenaran itu relative.
Dalam arus besar itu terdapat berbagai macam aliran
pemikiran, yang paling menonjol adalah aliran rasionalisme dan empirisme dengan
tokohnya masing-masing. Gerakan besar inilah yang dikenal dengan gerakan liberalisme.
1.
John Locke (1632-1704)
Pemikiran Locke didasarkan pada premis semua pengetahuan
datang dari pengalaman. Ini berarti tidak ada yang dapat dijadikan idea atau
konsep tentang sesuatu yang berada dibelakang pengalaman, tidak ada idea yang
diturunkan seperti yang diajarkan Plato. Teori ini dikenal dengan teori tabula
rasa, sebuah teori epistemology dari faham empirisme. (Ibid; hal.173-176)
Locke malanjutkan argumennya bahwa sifat objek itu ada dua, pertama primary qualities (sifat pertama) yaitu sifat asli yang dimiliki objek. Kedua secondary qualities (sifat kedua), ini adalah sifat objek yang ditangkap oleh indera. Keduanya berbeda. Ide-ide tentang primary qualities objek ada pada objek itu, pola mereka ada pada objek itu sendiri, tetapi idea yang dihasilkan dalam jiwa kita oleh secondary qualities tidak berada pada objek itu. Yang kita ambil dari objek itu adalah power untuk menghasilkan sensasi itu dalam diri kita.
Lalu mengenai substansi, Locke selalu berbicara mengenai intuisi untuk menjawabnya. “Pengetahuan kita itu kita peroleh lewat intuisi. Eksistensi Tuhan, akallah yang memberitahukannya kepada kita”. Disini Locke tampak kebingungan maka akhirnya ia berkesimpulan, kita tidak tahu apa-apa tentang substansi. (Ibid; hal.179-180) .
Locke malanjutkan argumennya bahwa sifat objek itu ada dua, pertama primary qualities (sifat pertama) yaitu sifat asli yang dimiliki objek. Kedua secondary qualities (sifat kedua), ini adalah sifat objek yang ditangkap oleh indera. Keduanya berbeda. Ide-ide tentang primary qualities objek ada pada objek itu, pola mereka ada pada objek itu sendiri, tetapi idea yang dihasilkan dalam jiwa kita oleh secondary qualities tidak berada pada objek itu. Yang kita ambil dari objek itu adalah power untuk menghasilkan sensasi itu dalam diri kita.
Lalu mengenai substansi, Locke selalu berbicara mengenai intuisi untuk menjawabnya. “Pengetahuan kita itu kita peroleh lewat intuisi. Eksistensi Tuhan, akallah yang memberitahukannya kepada kita”. Disini Locke tampak kebingungan maka akhirnya ia berkesimpulan, kita tidak tahu apa-apa tentang substansi. (Ibid; hal.179-180) .
2.
Herbert Spencer
(1820-1903)
Filsafat Spencer berpusat pada
teori evolusi. Empirismenya jelas terlihat dalam filsafatnya tentang the great
unknowable. Menurut Spencer, kita hanya dapat mengenali fenomena-fenomena atau
gejala-gejala. Memang benar di belakang gejala-gejala itu ada suatu dasar
absolute, tapi yang absolute itu tidak dapat kita kenal. Secara prinsip
pengenalan kita hanya menyangkut relasi-relasi antara gejala-gejala. Di
belakang gejala-gejala ada sesuatu yang oleh Spencer disebut the great
unknowable / yang tidak diketahui. Sudah jelaslah menurut Spencer metafisika
menjadi tidak mungkin.
3.
David Hume (1711-1776)
Hume menyatakan, sebagaimana
Locke, bahwa semua pengetahuan dimulai dari pengalaman indera sebagai dasar,
kesan adalah basis pengetahuan.
Tapi kemudian Hume menjelaskan bahwa hubungan sebab akibat tidak merupakan suatu hubungan antar idea (reation of ideas) karena hal itu tidak mempunyai bukti. Itu terbentuk semata-mata oleh akal, padahal hanya akal tidak akan menyampaikan pada pengetahuan adanya sebab akibat. Akhirnya Hume menyimpulkan bahwa idea kausalitas itu tidak juga dapat diperoleh melalui persepsi (pengalaman). Pada akhirnya Hume menentang induksi. Ia juga menentang prinsip induksi untuk memprediksi masa depan. Jadi mula-mula ia menolak adanya pengetahuan a priori, lalu ia juga menolak sebab akibat, menolak pula induksi yang berdasarkan pengalaman. Jadi habislah segala macam cara untuk memperoleh pengetahuan, semuanya ditolak. Inilah skeptis tingkat tinggi.
Tapi kemudian Hume menjelaskan bahwa hubungan sebab akibat tidak merupakan suatu hubungan antar idea (reation of ideas) karena hal itu tidak mempunyai bukti. Itu terbentuk semata-mata oleh akal, padahal hanya akal tidak akan menyampaikan pada pengetahuan adanya sebab akibat. Akhirnya Hume menyimpulkan bahwa idea kausalitas itu tidak juga dapat diperoleh melalui persepsi (pengalaman). Pada akhirnya Hume menentang induksi. Ia juga menentang prinsip induksi untuk memprediksi masa depan. Jadi mula-mula ia menolak adanya pengetahuan a priori, lalu ia juga menolak sebab akibat, menolak pula induksi yang berdasarkan pengalaman. Jadi habislah segala macam cara untuk memperoleh pengetahuan, semuanya ditolak. Inilah skeptis tingkat tinggi.
E. Panislamisme
1.
Sayyid jamaluddin
Al-Afghani
Sayyid Jamaluddin Al-Afghani
adalah seorang tokoh penting penggerak pembaruan dan kebangkitan Islam abad
ke-19. Ia disenangi sekaligus dimusuhi oleh dunia Islam sendiri. Ia disenangi
karena aktivitas dan gagasan politiknya menjadi inspirasi bagi upaya pembebasan
umat Islam dari penjajahan bangsa-bangsa Barat. Sebaliknya ia dimusuhi karena
menjadi batu sandungan bagi penguasa-penguasa dunia Islam yang otoriter, korup
dan despotis ketika itu. Al-Afghani dianggap membahayakan kekuasaan mereka.
Al-Afghani berusaha memecah tembok eksklusif kaum Muslimin
dan membawa mereka memasuki dunia lebih terbuka. Afghani tetap optimis meskipun
menghadapi realitas adanya kemajemukan bangsa, budaya dan agama. Baginya agama itu
sendiri, khususnya agama rumpun Semitik - Yahudi, Kristen dan Islam - bukan
menjadikan faktor perpecahan. Menurutnya perpecahan hanya terjadi bila
dieksploitasi oleh kepentingan-kepentingan semata, orang yang berkepentingan.
menurut Jamal al-Din perpecahan di kalangan penganut agama lebih banyak
dicetuskan oleh para pedagang agama, Merekalah yang menimbulkan isu
perselisihan dan memperniagakannya di warung agama masing-masing untuk
mengambil keuntungan pribadi
Sayid Jamaluddin Al-Afgani mengungkapkan bahwa:
- Islam
adalah agama yang sesuai untuk semua bangsa maupun zaman. Kalau kelihatan
ada pertentangan antara ajaran-ajaran Islam dengan kondisi perubahan
zaman, maka penyesuaian dapat diperoleh dengan mengadakan interpretasi dan
pengertian baru tentang ajaran itu.
- Kemunduran
yang dialami oleh umat Islam tak lain karena telah meninggalkan ajaran
Islam yang sesungguhnya.
- Pemahaman
terhadap qadha dan qadar dirusak oleh sebagian ulama, menjadi fatalisme
yang membawa umat Islam kepada keadaan statis.
- Pemahaman
yang keliru terhadap hadits Nabi menyatakan bahwa umat Islam akan
mengalami kemunduran di akhir zaman membuat umat Islam tidak merubah
nasibnya.
- Jalan
keluarnya adalah melenyapkan pengertian yang salah itu dan kembali kepada
ajaran Islam yang sebenarnya.
Ide-ide pembaharuan dan pemikiran politik Al-Afghani tentang
negara dan sistem pemerintahan adalah sebagai berikut :
1. Bentuk negara dan pemerintahan
2. Sistem Demokrasi
3. Pan Islamisme (Solidaritas Islam)
Al-Afghani menginginkan adanya persatuan umat Islam baik
yang sudah merdeka maupun masih terjajah. Gagasannya ini terkenal dengan Pan
Islamisme. Ide besar ini menghendaki terjalinnya kerjasama antara negara-negara
Islam dalam masalah keagamaan, kerjasama antara kepala negara Islam. Kerjasama
itu menuntut adanya rasa tanggungjawab bersama dari tiap negara terhadap umat
Islam dimana saja mereka berada, dan menumbuhkan keinginan hidup bersama dalam
suatu komunitas serta mewujudkan kesejahteraan umat Islam.
2.
Muhammad Abduh
Syek M. Abduh menghendaki perubahan mental secara
berangsur-angsur, seperti pendidikan.
Sementara Syekh Muhammad Abduh mengungkapkan teori
pembaharuannya sebagai berikut:
a. Yang boleh dan harus
disembah hanyalah Allah dan orang menyembah selain Allah adalah musyrik dan ia
harus dibunuh.
b. Orang Islam yang
minta pertolongan kepada Wali atau Syekh atau kekuatan lain selain Allah,
termasuk dia menjadi musyrik.
c. Menyebut nama Nabi,
Syekh atau Malaikat dalam doa juga syirik.
d. Meminta selain kepada
Allah adalah syirik.
e. Bernazar selain
kepada Allah adalah syirik.
f. Tidak percaya kepada
Qadha dan Qadar Allah itu menyebabkan kekufuran.
g. Jalan keluarnya
adalah melepaskan umat dari kesesatan ini dan kembali kepada Islam yang asli.
3.
Rasyid Ridho
Rasyid Ridla juga melihat
perlunya dihidupkan kesatuan umat Islam. Menurutnya, salah satu sebab lain bagi
kemunduran umat ialah perpecahan yang terjadi di kalangan mereka. Kesatuan yang
dimaksud oleh beliau bukanlah kesatuan yang didasarkan atas kesatuan bahasa
atau kesatuan bangsa, tetapi kesatuan atas dasar keyakinan yang sama. Oleh
karena itu ia tidak setuju dengan gerakan nasionalisme yang dipelopori Mustafa
Kamil di Mesir dan gerakan nasionalisme Turki yang dipelopori Turki Muda. Ia
menganggap bahwa faham nasionalisme bertentangan dengan ajaran persaudaraan
seluruh umat Islam. Persaudaraan dalam islam tidak kenal pada perbedaan bangsa
dan bahasa, bahkan tidak kenal perbedaan tanah air. Rasyid Ridla tidak
memberikan format yang jelas bagi bentuk kesatuan yang dimaksud. Ia hanya
menawarkan kekhalifahan yang sekaligus mengemban fungsi sebagai kepala negara.
Khalifah, menurutnya, karena mempunyai kekuasaan legislatif maka harus
mempunyai sifat mujtahid. Tetapi, khalifah tidak boleh bersifat absolut. Ulama
merupakan pembantu-pembantunya yang uatama dalam soal memerintah rakyat.
Langganan:
Postingan (Atom)