Indonesia
merupakan negara yang memiliki berjuta kebudayaan yang memikat hati. Begitupun
kehidupan Kerajaan yang ada di Indonesia pada zaman dulu. Dibawah ini adalah
kerajaan Indonesia yang menurut saya paling menarik. Check it out..
kerajaan Mataram Kuno
Menurut saya, kehidupan kerajaan
Mataram Kuno adalah yang paling menarik dari sekian banyak kerajaan di
Indonesia. Kenapa ?? karena pada masa inilah candi-candi besar di Indonesia
dibangun. Dan ada pula yang mengatakan bahwa kerajaan Mataram Kuno adalah induk
dari kerajaan-kerajaan setelahnya. Pasalnya, kerajaan Mataram Kuno dengan
kerajaan-kerajaan yang lain saling terkait.
Kerajaan Mataram Kuno berdiri pada
tahun 732 M didessa Canggal oleh Raja Sanjaya yang merupakan raja pertama
karajaan Mataram Kuno.
Candi-candi besar
di Indonesia dibangun pada masa kerajaan ini, dan menjadi peninggalan dari
kerajaan tersebut. Seperti candi Prambanan yang bercorak Hindu, dibangun pada masa
Rakai Pikatan (merupakan raja ke-6) dan pembangunannya baru bisa selesai pada
masa Raja Daksa yang bergelar Sri Maharaja Sri Daksottama Bahubajra
Pratipaksaksaya (913-919 M).
Selain candi
Prambanan, ada juga candi besar bercorak Budha yang dibangun pada zaman kerajaan
ini. Yaitu candi Borobudur, dibangun pada masa pemerintahan Rakai Panunggalan dan selesai pada masa
pemerintahan Raja Samaratungga. Selain dua candi besar itu, masih banyak
peninggalan-peninggalan kerajaan Mataram Kuno berupa candi. Seperti candi Mendut,
candi Gedung Sanga, candi Dieng, candi Plaosan, Candi Sambi Sari,
dan masih banyak candi-candi yang lain.
Peninggalan kerajaan ini tidak hanya berupa candi lhooo...
tapi juga peninggalan-peninggalan berupa
prasasti. Diantaranya yaitu; Prasasti Canggal,
ditemukan di halaman Candi
Gunung Wukir di desa Canggal tahun 723M dalam bentuk Candrasagkele. Menggunakan
huruf pallawa dan bahasa Sansekerta, isinya menceritakan tentang pendirian
Lingga (lambang Syiwa) di desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya dan di samping
itu juga diceritakan bahwa yang menjadi raja mula-mula Sanne kemudian
digantikan oleh Sanjaya anak Sannaha (saudara perempuan Sanne) ;
Prasasti Kalasan,
ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta tahun 778 M, ditulis dalam huruf Pranagari
(India Utara) dan bahasa Sansekerta. Isinya menceritakan pendirian bangunan
suci untuk dewi Tara dan biara untuk pendeta oleh raja Panangkaran atas
permintaan keluarga Syaelendra dan Panangkaran juga menghadiahkan desa Kalasan
untuk para Sanggha (umat Budha). Bangunan suci seperti yang tertera dalam
prasasti Kalasan tersebut ternyata adalah candi Kalasan yang terletak di
sebelah timur Yogyakarta;
Prasasti
Mantyasih ditemukan di Mantyasih Kedu, Jateng. Tahun 907 M, menggunakan
bahasa Jawa Kuno. Isi dari prasasti tersebut adalah daftar silsilah raja-raja
Mataram yang mendahului Bality yaitu Raja Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai
Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung, Rakai Pikatan, Rakai Kayuwangi, Rakai
Watuhumalang, dan Rakai Watukura Dyah Balitung. Untuk itu prasasti
Mantyasih/Kedu ini juga disebut dengan prasasti Belitung;
Prasasti Klurak
ditemukan di desa Prambanan, tahun 782 M, ditulis dalam huruf Pranagari dan
bahasa Sansekerta isinya menceritakan pembuatan arca Manjusri oleh Raja Indra
yang bergelar Sri Sanggramadananjaya. Menurut para ahli bahwa yang dimaksud
dengan arca Manjusri adalah Candi Sewu yang terletak di Komplek Prambanan dan
nama raja Indra tersebut juga ditemukan pada Prasasti Ligor dan Prasasti Nalanda
peninggalan kerajaan Sriwijaya.
Selain prasasti-prasasti yang
disebut diatas, masih banyak lagi
prasasti-prasasti
yang menjadi peninggalan serta sumber sejarah kerajaan ini.
Prasasti
Mantyasih Prasasti Klurak
Kerajaan
ini terdiri dari dua dinasti. Yaitu dinasti yang bercorak Hindu dan dinasti
yang bercorak Budha.
Orang-orang
yang hidup pada zaman kerajaan Mataram Kuno memiliki solidaritas yang tinggi. Terbukti saat masa
pembangunan candi Prambanan. Terlihat dari sikap gotong royong mereka saat membuat
candi bersama. Sikap toleran diantara masyarakat sangat baik. Terbukti dengan
adanya dua aliran kepercayaan yang berbeda tetapi mereka tetap bisa
bersosialisasi.
Sebenarnya,
semua kehidupan kerajaan yang pernah ada di Indonesia sama-sama memiliki hikmah
tersendiri. Tergantung bagaimana kita menilainya. Jadi, mari kita lihat sejarah
nenek moyang kita dan belajar dari
berbagai pengalaman mereka. Bagaimana mereka membangun sebuah pemerintahan dan
bagaimana mereka menyikapi berbagai konflik, baik intern maupun ekstern.
Sejarah
memang peristiwa yang telah berlalu. Tapi alangkah baiknya jika sejarah kita
jadikan sebagai pelajaran tak ternilai yang mampu membantu kita untuk merubah
Indonesia menjadi 180 derajat lebih baik. Jadikan sejarah menjadi sessuatu yang
menarik, jangan jadikan sejarah sebagai sesuatu yang membosankan..
Let’s
enjoy History ^_^
Terima kasih atas
kunjungannya.....
Ketikan ini untuk
memenuhi tugas dari Pak Erwin.. J
Nama :
Halimah Indah Sari
Kelas/absen :
X-IPS 2/1800005