Minggu, 15 Februari 2015

Teori Masuknya Agama Hindu dan Budha di Indonesia by: Halimah Indah sari

Teori Masuknya Agama Hindu dan Budha di Indonesia

Kepulauan Indonesia membentang di sebelah timur India dan menjadi kelanjutan dari daratan Asia Tenggara. Seiring perkembangan teknologi pelayaran, wilayah Indonesia menjadi daerah persimpangan lalu lintas perdagangan zaman kuno, yaitu India dan Cina. Hal ini berlangsung sejak abad ke-1 masehi. Jalur perdagangan yang semula melewati jalur darat (jalur sutera) beralih ke jalur laut (jalur keramik), sehingga secara tidak langsung perdagangan antara Cina dan India melewati selat Malaka. Akibatnya, terjadilah hubungan antara Indonesia dengan India dan Cina.
Hubungan perdagangan tersebut tidak menjelaskan bagaimana agama Hindu dan Budha dapat masuk dan berkembang di Nusantara. Penyebaran agama Hindu dan Budha di Indonesia sendiri memunculkan banyak pendapat,tentang bagaimana agama tersebut dapat masuk dan berkembang di Indonesia. Berikut beberapa teori mengenai masuknya agama Hindu dan Budha ke Indonesia.

1. Teori brahmana 

Dengan melihat unsur-unsur budaya India yang berpengaruh ke Indonesia, J.C. van Leur mengutarakan bahwa kaum brahmana sangat berperan dalam penyebaran agama dan kebudayaan Hindu ke Indonesia. Mereka datang atas undangan para penguasa Indonesia sebagai akibat kontak perdagangan dengan India. Kaum brahmana di undang ke Indonesia untuk melakukan upacara khusus menjadikan seseorang menjadi pemeluk Hindu yang disebut vratyastoma. Tujuan undangan ini yaitu untuk berhadapan dengan orang-orang India dengan taraf yang sama dan untuk meningkatkan keadaan negerinya.
Tetapi teori ini memiliki kelemahan, yaitu walaupun golongan Brahmana menguasai bahasa Sansekerta tetapi menurut kepercayaan Hindu kuno, golongan Brahmana tidak boleh menyebrangi laut. Teori ini pun masih dipertanyakan kebenarannya.


2. Teori ksatria 
            Teori ini menyatakan bahwa adanya raja-raja dari india yang datang menaklukan daerah-daerah tertentu di Indonesia telah mengakibatkan penghinduan penduduk setempat. Dengan kata lain, teori menyatakan bahwa golongan Ksatria lah yang telah berjassa menyebarkan agama Hindu. Teori ini didukung oleh pendapat-pendapat sebagai berikut :
*            C. C. Berg, menjelaskan bahwa golongan kstaria turut menyebarkan agama/kebudayaan Hindu Budha di Indonesia. Para ksatria India terlibat konflik dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia, lalu mereka memberikan bantuan yang berdampak pada kemenangan salah satu kelompok atau suku di Indonesia yasng bertikai. Sebagai bentuk hadiah, ada di antara mereka yang diizinkan untuk menikah dengan salah satu putri darikepala suku atau kelomok yang dibantunya
*            Mookerji mengatakan bahwa golongan ksatria dari Indialah yang membawa pengaruh kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia. Para Ksatria ini selanjutnya membangun koloni-koloni yang berkembang menjadi sebuah kerajaan.
*            J.L. Moens menjelaskan bahwa proses terbentuknya kerajaan-kerajaan di Indonesia pada awal abad ke-5 ada kaitannya dengan situasi yang terjadi di India pada abad yang sama. Sekitar abad ke-5, ada di antara para keluarga kerajaan di India Selatan melarikan diri ke Indonesia sewaktu kerajaannya mengalami kehancuran. Mereka itu nantinya mendirikan kerajaan di Indonesia.
Tetapi seperti teori Brahmana, teori  inipun memiliki kelemahan, yaitu karena golongan ksatria tidak mengusai bahasa Sansekerta. Sedangkan bahasa Sansekerta adalah bahasa sastra tertinggi yang dipakai dalam kitab suci Weda. Maka dari itu, teori inipun masih diperdebatkan. Selain itu, teori ini diragukan karena masih belum ditemukan bukti-bukti bahwa Indonesia pernah dikuasai oleh koloni.


3. Teori waisya 
Menurut N.J. Krom, golongan pedagang dari kasta Waisya merupakan golongan terbesar yang datang ke Indonesia. Mereka menetap di Indonesia dan kemudian memegang peran penting dalam proses penyebaran kebudayaan India melalui hubungan mereka dengan penguasa-penguasa Indonesia. Selain itu, melalui perdagangan ini pula diduga para pedagang tersebut melakukan perkawinan dengan wanita Indonesia.
   Sama seperti teori Ksatria, teori inipun diragukan karena golongan waisya tidak menguasai bahasa Sansekerta.

4. Teori sudra 
Teori ini dikemukakan oleh banyak orang. Intinya adalah bahwa agama Hindu dibawa oleh kaum sudra yang datang di Nusantara untuk memperbaiki nasib. 
5. Teori nasional 
Teori ini dikemukakan oleh F.D.K. Bosch yang mengatakan bahwa dalam proses penyebaran agama Hindu ini, bangsa Indonesia berperan sangat aktif. Setelah dinobatkan sebagai seorang Hindu, mereka kemudian giat menyebarkan agama Hindu dan segala aktivitasnya. Pendapatnya ini didasarkan pada temuan adanya unsur-unsur budaya India dalam budaya Indonesia. Menurutnya, pada masa itu telah terbentuk golongan cendekiawan yang disebut "Clerk". Proses akulturasi antara budaya Indonesia dan India disebutnya sebagai proses penyuburan. Hal-hal yang dilakukan para brahmana di Indonesia dalam rangka penghinduan, antara lain, 
a. Abhiseka, yaitu upacara penobatan raja, 
b. Vratyastoma, yaitu upacara pencucian diri (pemberian kasta), 
c. Kulapanjika, yaitu memberikan silsilah raja, dan 
d. Castra, yaitu cara membuat mantra. 

6. Teori arus balik 
Menurut teori ini, bangsa Indonesia tidak hanya menerima pengetahuan agama dari orang-orang asing yang datang. Mereka juga aktif mencari ilmu agama di negeri orang dan menyebarkannya setelah kembali ke kampung halamannya. Adapun teori mengenai perkembangan kebudayaan Hindu-Buddha India di Asia, khususnya di Nusantara, sebagai berikut.
1. Kerajaan Kalingga di India pada abad ke-3 ditaklukkan Raja Ashoka dari Arya sehingga banyak warganya yang bermigrasi ke Indonesia.
2. Invasi (penguasaan) suku Khusana ke Indonesia menyebabkan banyak warganya yang bermigrasi ke Indonesia.
3. Coedes berpendapat bahwa kontak hinduisme ke Nusantara terjadi karena adanya larangan mencari emas ke Siberia oleh Kaisar Vespasianus. Oleh karena itu, para pedagang India mencari emas ke Swarnadwipa (Sumatra).
Dari teori-teori tersebut nampaknya yang mendekati kebenaran adalah teori Brahmana. Hal ini karena berdasarkan peninggalan sejarah yang dituliskan dalam Yupa Kutai Kalimantan Timur. Ternyata penyebaran itu melaui sistem upacara keagamaan yang kemampuan itu dimiliki oleh para Brahmana.
Kedatangan Hinduisme ternyata dengan unsur-unsur kebudayannya. Unsur-unsur kebudayaan India berpengaruh kuat terhadap budaya Indonesia. Tetapi unsur-unsur asli kebudayaan “Indonesia” tidak lebur, dan tidak kehilangan kepribadian Indonesia. Terjadilah akulturasi antara kebudayaan Hindu-Budha dengan kebudayaan Indonesia, sehingga lahir budaya Indonesia yang baru.

Pengaruh agama dan budaya Hindu-Buddha ke Indonesia diperkirakan sudah ada sejak awal abad pertama Masehi, kontak terjadi melalui hubungan perdagangan dan pelayaran. Menurut para ahli sejarah, agama dan budaya Hindu-Buddha tersebut dibawa oleh para pedagang dan pendeta. 
Proses masuknya agama Hindu-Budha di Indonesia melalui hubungan perdagangan India dengn Indonesia. Dalam hubungan perdagangan tersebut, mereka saling bertukar pikiran dan bercerita tentang agama mereka, yaitu agama Hindu-Budha yang pada akhirnya agama itu mulai dikenal dan mulai tesebar di Indonesia.
Kedatangan para pedagang dan pendeta ke Nusantara yang membawa agama dan budaya Hindu-Buddha menggunakan dua jalur, yaitu :

*      Jalur Darat
Sejak tahun 500 SM kegiatan perdagangan di Asia dilakukan melalui jalan darat. Rute perjalanan para penyebaran agama Hindu-Buddha melalui jalur darat atau Jalur Sutera bersama para pedagang mulai dari India ke Tibet terus ke Cina, Korea, dan Jepang. Dari India utara, mereka masuk ke Bangladesh, Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaka, kemudian ke wilayah Nusantara. Sejak abad ke-1 Masehi, jalur perdagangan darat dialihkan melalui laut karena tidak aman.
                                            
*      Jalur Laut
Para penyebar agama Hindu-Buddha datang bersama rombongan kapal pedagang mengikuti pelayaran dari Asia Selatan ke Asia Timur atau sebaliknya dari Cina ke India. Mereka melalui perairan Indonesia lewat Selat Malaka


ketikan ini ditulis untuk memenuhi tugas Sejarah oleh Pak Erwin.. ^_^
nama        : Halimah Indah Sari

kelas/absen    : X-IPS 2 / 1800005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar