Minggu, 15 Februari 2015

Kerajaan Mataram Kuno

Indonesia merupakan negara yang memiliki berjuta kebudayaan yang memikat hati. Begitupun kehidupan Kerajaan yang ada di Indonesia pada zaman dulu. Dibawah ini adalah kerajaan Indonesia yang menurut saya paling menarik. Check it out..

kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram KunoKerajaan Mataram KunoKerajaan Mataram Kuno
Menurut saya, kehidupan kerajaan Mataram Kuno adalah yang paling menarik dari sekian banyak kerajaan di Indonesia. Kenapa ?? karena pada masa inilah candi-candi besar di Indonesia dibangun. Dan ada pula yang mengatakan bahwa kerajaan Mataram Kuno adalah induk dari kerajaan-kerajaan setelahnya. Pasalnya, kerajaan Mataram Kuno dengan kerajaan-kerajaan yang lain saling terkait.

Kerajaan Mataram Kuno berdiri pada tahun 732 M didessa Canggal oleh Raja Sanjaya yang merupakan raja pertama karajaan Mataram Kuno. 
Candi-candi besar di Indonesia dibangun pada masa kerajaan ini, dan menjadi peninggalan dari kerajaan tersebut. Seperti candi Prambanan yang bercorak Hindu, dibangun pada masa Rakai Pikatan (merupakan raja ke-6) dan pembangunannya baru bisa selesai pada masa Raja Daksa yang bergelar Sri Maharaja Sri Daksottama Bahubajra Pratipaksaksaya (913-919 M).
Selain candi Prambanan, ada juga candi besar bercorak Budha yang dibangun pada zaman kerajaan ini. Yaitu candi Borobudur, dibangun pada masa pemerintahan  Rakai Panunggalan dan selesai pada masa pemerintahan Raja Samaratungga. Selain dua candi besar itu, masih banyak peninggalan-peninggalan kerajaan Mataram Kuno berupa candi. Seperti candi Mendut, candi Gedung Sanga, candi Dieng, candi Plaosan, Candi Sambi Sari, dan masih banyak candi-candi yang lain.

 Candi Borobudur               Candi Prambanan
Peninggalan kerajaan ini tidak hanya berupa candi lhooo... tapi juga peninggalan-peninggalan  berupa prasasti. Diantaranya yaitu; Prasasti Canggal,  ditemukan di halaman Candi Gunung Wukir di desa Canggal tahun 723M dalam bentuk Candrasagkele. Menggunakan huruf pallawa dan bahasa Sansekerta, isinya menceritakan tentang pendirian Lingga (lambang Syiwa) di desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya dan di samping itu juga diceritakan bahwa yang menjadi raja mula-mula Sanne kemudian digantikan oleh Sanjaya anak Sannaha (saudara perempuan Sanne) ;
Prasasti Kalasan, ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta tahun 778 M, ditulis dalam huruf Pranagari (India Utara) dan bahasa Sansekerta. Isinya menceritakan pendirian bangunan suci untuk dewi Tara dan biara untuk pendeta oleh raja Panangkaran atas permintaan keluarga Syaelendra dan Panangkaran juga menghadiahkan desa Kalasan untuk para Sanggha (umat Budha). Bangunan suci seperti yang tertera dalam prasasti Kalasan tersebut ternyata adalah candi Kalasan yang terletak di sebelah timur Yogyakarta;
Prasasti Mantyasih ditemukan di Mantyasih Kedu, Jateng. Tahun 907 M, menggunakan bahasa Jawa Kuno. Isi dari prasasti tersebut adalah daftar silsilah raja-raja Mataram yang mendahului Bality yaitu Raja Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung, Rakai Pikatan, Rakai Kayuwangi, Rakai Watuhumalang, dan Rakai Watukura Dyah Balitung. Untuk itu prasasti Mantyasih/Kedu ini juga disebut dengan prasasti Belitung;
Prasasti Klurak ditemukan di desa Prambanan, tahun 782 M, ditulis dalam huruf Pranagari dan bahasa Sansekerta isinya menceritakan pembuatan arca Manjusri oleh Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadananjaya. Menurut para ahli bahwa yang dimaksud dengan arca Manjusri adalah Candi Sewu yang terletak di Komplek Prambanan dan nama raja Indra tersebut juga ditemukan pada Prasasti Ligor dan Prasasti Nalanda peninggalan kerajaan Sriwijaya.
Selain prasasti-prasasti yang disebut diatas,  masih banyak lagi prasasti-prasasti yang menjadi peninggalan serta sumber sejarah kerajaan ini.



Prasasti Mantyasih             Prasasti Klurak
Kerajaan ini terdiri dari dua dinasti. Yaitu dinasti yang bercorak Hindu dan dinasti yang bercorak Budha.
Orang-orang yang hidup pada zaman kerajaan Mataram Kuno memiliki  solidaritas yang tinggi. Terbukti saat masa pembangunan candi Prambanan. Terlihat dari sikap gotong royong mereka saat membuat candi bersama. Sikap toleran diantara masyarakat sangat baik. Terbukti dengan adanya dua aliran kepercayaan yang berbeda tetapi mereka tetap bisa bersosialisasi.
Sebenarnya, semua kehidupan kerajaan yang pernah ada di Indonesia sama-sama memiliki hikmah tersendiri. Tergantung bagaimana kita menilainya. Jadi, mari kita lihat sejarah nenek moyang  kita dan belajar dari berbagai pengalaman mereka. Bagaimana mereka membangun sebuah pemerintahan dan bagaimana mereka menyikapi berbagai konflik, baik intern maupun ekstern.
Sejarah memang peristiwa yang telah berlalu. Tapi alangkah baiknya jika sejarah kita jadikan sebagai pelajaran tak ternilai yang mampu membantu kita untuk merubah Indonesia menjadi 180 derajat lebih baik. Jadikan sejarah menjadi sessuatu yang menarik, jangan jadikan sejarah sebagai sesuatu yang membosankan..
Let’s enjoy History ^_^
Terima kasih atas kunjungannya.....
Ketikan ini untuk memenuhi tugas dari Pak Erwin.. J

Nama          : Halimah Indah Sari
Kelas/absen      : X-IPS 2/1800005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar