Selasa, 21 April 2015

Kongsi Dagang (EIC dan VOC)

Hai raeders,,
Kali ini kita akan membahas tentang Kongsi Dagang. Apasih Kongsi Dagang itu?,,,
                Kongsi dagang adalah persatuan atau persekutuan para pedagang. Right? Simple bukan? Nah,,, tapi adanya kongsi dagang ini sangat berpengaruh terhadap system perdagangan terutama dalam bidang Ekonomi… hehe :D
Readers,, tau ga kenapa bisa terbentuk kongsi dagang , pada awalnya bermula dari perseteruan para pedangang sendiri dan tentunya konflik itu tidak mengenakan bukan? Maka di bentuklah Kongsi dagang untuk menghentikan perseteruan tersebut…
Ada beberapaa kongsi dagang yang besar, terkenal dan sangat berpengaruh dalam perekonomian dunia… contohnya Kongsi Dagang Inggris yaitu Seinget ane EIC (East India Company). Yang berdiri sekitar tahun 1600 di India, EiC menguasai perdagangan yang luas, bahkantahun 1811 pernah memegang kendali kekuasaan di Tanah Hindia.
Selain Inggris, tentunya kalian ingat kan negara yang melakukan praktik kolonialisme pada Indonesia? Belanda,,, negara itu juga memiliki sebuah kongsi dagang yang besar,, tentunya hampir semua orang Indonesia mengetahui VOC= Verenigde Oost-Indische Compagnie-VOC (Perkumpulan Dagang India Timur). Kongsi Ini berdiri pada tanggal 20 Maret 1602, atas prakarsa Pangeran Maurits dan Olden Barneveld yang bertujuan utama untuk menghentikan persaingan antar sesama Pedangan Belanda dan membendung kekuasaan Kongsi Dagang Inggris (EIC). Pengurus pusat VOC terdiri dari 17 orang. Pada tahun 1602 VOC membuka kantor pertamanya di Banten yang di kepalai oleh Francois Wittert.
  • Tujuan dibentuknya VOC
Seperti yang telah di bahas di atas tujuan dari dibentunya VOC fdi Indonesia:
a)      Menghindari persaingan dagang tidak sehat diantara sesama pedang Belanda sehinggan keuntungan maksimal dapat diperoleh.
b)      Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dagang dengan bangsa Eropa lainya.
c)       Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spayol yang masih menduduki Bealnda.
  • Hak istimewa ( hak octroi ) VOC
Untuk menguasai perdagangan di Indonesia dan dapat melaksanakan tugasnya dengan leluasa , maka VOC diberikan hak-hak istimewa ( Hak Octroi ) dari pemerintah Belanda yang meliputi hal berikut :
a.       Hak monopoli perdagangan
b.      Hak mencetak dan mengedarkan uang
c.       Hak mengangkat dan memperhentikan pegawai
d.      Hak mengadakan perjanjian dengan raja-raja
e.      Hak memiliki tentara sendiri
f.        Hak mendirikan benteng
g.       Hak menyatakan perang dan damai
h.      Hak mengangkat dan memperhentikan penguasa-penguasa setempat.
Karena hak-hak yang dimiliki VOC ini, menyebabkan VOC berkembang pesat, bahkan Portugis mulai terdesak. Untuk mengusung kepentingan VOC diangkatlah gubnur jendral VOC yang pertama yaitu Pieter Both (1610-1614). Pada masa gubnur jendral J.P Coen menilai Jayakarta lebih strategis, pada tahun 1611 berhasil direbutnya dan diuabh namanya menjadi Batavia. Kota ini lalu dijadikan pusat kekuasaan VOC di Indonesia.[2]
  • Politik Ekonomi VOC
Usaha VOC untuk mendapatkan untung yang sebesar-besarnya adalah melalui monopoli perdagangan. Untuk itu VOC menerapakan beberapa aturan dalam melaksanakan monopoli perdagangan antara lain :
1.       Verplichhte Leverantie
Verplichhte Leverantie yaitu penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditetapkan oleh VOC. Peraturan ini melarang rakyat untuk menjual hasil bumi kepada pedagang lain selain VOC.
2.       Contingenten
Contingenten yaitu kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi.
3.       Ektripasi
Ektripasi yaitu hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi kelebihan produksi yang dapat menyebabkan harga merosot.
4.       Pelayaran Hongi
Pelayaran Hongi yaitu pelayaran dengan menggunakan perahu kora-kora untuk mengawasi pelaksanaan perdagangan VOC dan menindak pelanggarnya.[3]
  • Sistem Birokrasi VOC
Untuk memerintah wilayah-wilayah di Indonesia, VOC mengangkat seorang gubernur jendral yang dibantu oleh empat orang anggota yang disebut Raad van Indie (dewan India). Dibawah gubernur jendral ada gubernur yang memimpin suatu daerah, serta dibawah gubernur ada residen yang dibantu oleh asisten residen. Beberapa gubernur jendral VOC yang duianggap berhasil mengembangkan usaha dagang dan kolonisasi di Indonesia:
a)      Jaan Pieterszoon Coen ( 1619-1629 )
b)      Antonio van Diemen ( 1636-1645 )
c)       Joan Maetsycker ( 1653-1678 )
d)      Cornelis Speelman ( 1681-1684 )
Dalam melaksanakan sistem pemerintahan VOC menerapkan sistem pemerintahan tidak langsung dengan memanfaatkan sistem feodalisme yang sudah berkembang di Indonesia.[4]

Waw banget kan 2 kongsi dagang tersebut,,, nah, tentunya, dua negara tersebut tidak asing di dengar di Indonesia, karena mereka sendiri pernah singgah ke Indonesia melakukan praktik Imprelialisme dan Kolonialisme,,, apa sih dampak adanya kedua praktik tersebut? Tentunya ada Baik dan Buruknya,,,
Buruknya, pada saat kedatangan bangsa Asing, penguasa tradisional Indonesia sangat bergantung pada mereka sehingga, kekuasaan mereka semakin melemah dan politik bangsa asing lah yang mengusai, selain itu, banyak juga penindasan social dan pemerasan yang terjadi, jangan lupa pada budaya Indonesia yang telah tercampur oleh mereka dan sumber daya alam Indonesia yang mereka kuras bahkan pada Kolonialisme Belanda, mereka tidak mengizinkan rakyat Indonesia mengecap pendidikan karena mereka takut Indonesia menjadi pintar dan melakukan pemberontakan pada pihak Belanda,,, namun,,, bukan hanya buruk,,, tapi ada baiknya,,, percampuran budaya (akultrasi maupun asimilasi) membuat pembendaharaan Budaya Indonesia semakin bertambah, toh, tidak semua budaya mereka buruk bukan? Selain itu,,, dengan adanya mereka rakyat bisa mendapat pengetahuan baru yang berguna dalam pembangunan contohnya cara menanam yang baik, mengolah tanah, memilih pupuk dan lainnya, rakyat pun juga bisa mengetahui kekayaan Indonesia. Selain itu, dengan adanya pedagangan luar negri, rakyat Indonesia bisa mengetahui system Impor dan Ekspor, juga mengenal uang dan berbagai alat ekonomi lainya,,

Nah, readers,, kita tidak boleh melihat sesuatu hanya dari satu sudut,, tentunya, sudut lain juga sangaaaaattt berpengaruh,, memang penderitaan rakyat saat itu sangat besar, tapi mungkin itulah pembelajaran agar Indonesia menjadi lebih baik… semoga Ini bermanfaat… 

1 komentar: