Jumat, 05 Februari 2016

Laporan Kasus

hai readers,,, aduh aku lama ga hidupin blog nih,,
bisa di marahin guru tercinta...
waktu hidup langsung ku masukan bahan2 yang berat semua... gimana klo kita baca cerpen dulu,, judulnya "Laporan Kasus" ini adalah cerpen yang mengangkat sebuah Game Facebook yang bernama Criminal case..
silahkan baca...
   Bulan begitu terang, hingga tak satupun bintang terlihat,angin terasa begitu menusuk ke pori-pori, dan suara jangkrik pun samar terdengar di antara sepinya jalan. Sepi, itu yang kurasakan. Menjadi seorang anak dari pasangan suami istri polisi membuatku terbiasa sendiri dan tidak takut. Malam ini aku tak bisa tidur akhirnya pergi ke warnet milik om ku yang ada di pinggir jalan. Pengunjung warnet pun tak terlalu ramai hanya ada dia, seorang pemuda dan anak kecil yang sedang bermain games. Sementara om ku sudah terlelap tidur. Nama ku Maysa, keluargaku memanggilku May. Seperti kebiasaanku setiap membuka Internet, aku selalu membuka akun Facebook ku dan bermain beberapa game dari sana. Lumayan kan obat bosen.
L A P O R A N K A S U S
Ditemukan sebuah mobil ber plat xxxxx masuk ke jurang , diidentifikasi korban ialah seorang lelaki berusia 18 tahun .  Agen y , menduga ini ialah sebuahkasus pembunuhan  karena  dilihat ada kabel rem yang terputus.
Pilihan : Selidiki Kasusu – Abaikan
_SELIDIKI KASUS_
‘Wah kayak nya seru nih’  gumamku setelah membaca laporan kasus ini.
“eh, kamu main geme itu juga?”tiba- tiba seorang pria muncul di balik skat pembatas , aku kaget setengah mati melihat kepalanya tiba-tiba muncul.
“i-iya… “ jawabku ragu.
“aku juga baru nerima kasus itu… kerjasama yuk,,, aku kirim energy aku ke situ deh, biar kita leluasa maen sampe kasusnya selesai” ajaknya dengan ekspresi yang sangat gembira
“hmmm,,,gimana ya?” aku masih ragu dengan laki-laki ini. Kelihatannya  sih baik, tinggi, ganteng lagi. Tapi sejak kapan dia ada disini ya?
“ayolah,, klo setengah-setengah ga enak” rayunya tak mau mengalah
“hmm,, yaudah deh”
akhirnya dia mengatur akunnya untuk berbagi energy padaku. Hingga sosok Agen penyelidik yang sedang aku mainkan memiliki energy penuh dan beberapa persediaan energy cadangan. Kemudian, dia berpindah duduk di sampingku  supaya kami dapat menyelesaikan game ini bersama.
“siap?” tanyanya. Dan aku hanya menjawab dengan anggukan  dan mulai mengoprasikan tokoh dalam games  yang sedang kami mainkan.
Dimulai dengan mengunjungi TKP (Tempat Kejadian Perkara). Di layar computer ditampilkan sebuah mobil dengan kondisi terbalik dengan latar belakang jurang dan dahan pohon yang patah.
                CATATAN : Mobil dengan kecepatan 150 km/jam melaju dari arah barat dan diperkirakan menuju pusat kota. Insiden terjadi saat rem mobil tak dapat berfungsi. Dan ketika melewati jurang, mobilpun terjerumus kedalamnya,
“rem tak dapat berfungsi? Jangan-jangan ini pembunuhan?” gumamku
“kalau gitu, ayo kita cari barang buktinya!” ajak lelaki itu semangat. Akupun hanya bisa menuruti kemauannya untuk mencari barang bukti di TKP.
Pencarian barang bukti terasa begitu mudah karena ada teman yang membantu dan seolah kita memiliki mata 4. Ditemukan bebrapa bukti berupa  guntung, kabel rem yang terpotong, sarung  tangan bius dan kunci mobil.
“ yah,,, yang kita temuin hanya ini,, tapi lumayan sih!”
“hmm, gimana kalau kita otopsi semuanya,, siapa tau ada sidik jarinya?”
“kayaknya ga mungkin deh, kecuali kalau di kunci mobil  dan guntingnya., dan kita harus tes obat bius jenis apa yang pelaku gunakan?”
“ide bagus, itu bisa menghemat persedian bintang… ayo yang pertama obat dulu, prosesnya agak lama kan? Jadi kita bisa lakukan yg lain” sergahnya semangat, sepertinya ia sangat menyukai geme ini
Setelah semua barang bukti dipriksa , dinyatakan bahwa sidik jari yang ada d gunting dan yang ada di kunci mobil. Selanjutnya obat yang diidentifikasi ternyata mengandung bahan yang snagat mematikan, dan bahan ini snagat dilarang oleh negara dan hanya terjual terbatas.
“selidiki asal produktifitas obat itu” katanya cepat dan semangat
“ kau semangat sekali”
“tentu saja aku semangat, baru kali ini aku melakuan penyelidikan dan aku juga ingin menemukan pelakunya”
“pertama kali”
-
                Setelah itu munculan nama “Moran Wiranto” sebagai pembeli produk obat bius itu. Nama ini pun langsung kumasukan kedalam daftar tersangka.
“menurut mu bagaimana?” tanyaku pada lelaki ini. Tapi dia membeku melihat nama yang tertera.
“hey, hey…” aduh, aku belum tau namanya, aku pun hanya mengoyangkan pundak untuk menyadarkannya, kulitnya tersa sedingin es
“y-ya…  maaf , ada apa?” tanyanya, mukanya terlihat lebih pucat dibanding sebelumnya
“hmm,,, aku belum tau namamu!?” aduh, kenapa aku tanya ini.
“oh ya, aku lupa memperkenalkan diri, namaku Reza!” katanya sambil tersenyum, tampan sih tapi kok ada aura menakutkan ya?
“aku Meysa. Jadi, menurut kamu kita ngapain lagi…”
“pemeriksaan sidik jarinya udah selesai”
“tunggu aku cek dulu”
                SELESAI-LIHAT HASIL OTOPSI?-
Program langsung berjalan sebagai mana mestinya, perlahan layar menampilkan sebuah sidik jari dengan sosok seorang wanita paruh baya.
                Ny. Rina Wiranto
“tunggu, kenapa namanya Wiranto semua?”
“entahlah!”
“korban juga dideteksi sebagai tuan muda keluarga Wiranto, apa mungkin keluarganya sendiri yang merencanakan pembunuhan ini?” tanyaku meliriknya, tapi dia hanya diam sambil mengepalkan tangan. Kenapa?
“kita selidiki keluarga ini!” perintahnya. Aku pun memberikan 1 bintang untuk mendaptak data keluarga ini.
                CATATAN : keluarga Wiranto adalah keluarga terkaya ke 3 di negara. Keluarga ini tercatat memiliki berebrapa perusahaan besar di dunia. Tn. Wiranto sudah berusia renta dan membutuhkan penerus keluarga. Tapi, anak pertamanya yang bernama Rizal meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat bersama Istrinya, Eva. Dan meninggalkan seorang anak berusia 17, sedangkan batas minimal umur unuk mewarisi adalah 20 tahun. Anak Wiranto yang kedua dan ketiga bernama Moran dan Rina. Keduanya sudah berkeluarga. Ada berita beredar, bahwa hubungan ketiganya tidak berjalan mulus. Sampai saat ini Wiranto masih memipin tongak kekuasaan sebelum cucunya tumbuh dewasa.
“terlihat jelas” sergahku
“jadi?”
“jadi apa?”
“menurutmu apa yang harus aku lakukan pada mereka”
“aku?” tanya ku bingung, kenapa dia yang harus bergerak?
“maksudku, yang kita lakukan kepada mereka !”
“memasukannya ke penjara?”
“tidak, pemiskinan dan penjara menurutku cukup adil…”
“pemiskinan? Maksudmu kita laporkan hal ini pada Wiranto agar semua hak mereka di keluarga Wiranto dicabut”
“yups, kau pintar! Aku suka!”
Eh? Apa katanya tadi? Akh, dasar lelaki ini selalu mengatakan yang tidak-tidak. Seharusnya dia ga mengatakan suka dengan wajah tek berdosa gitu dong. Dasar ga peka!
“yaudah,kita tetapkan tersangkanya mereka berdua… HUH, akhirnya selesai juga..”
“udah jam 1 malam. Sebaiknya kau selesaikan dan pulang ke rumah mu untuk tidur!”
“ga akh, ayah ma mama malem ini masih tugas . aku tinggal di rumah Om aja!”
“dimana?”
“disini, inikan rumah + warnet Omku, noh dia ketiduran” tujuku pada seorang lelaki paruh baya yang terlelap di tempat kasir.
“yaudah sana masuk, jangan tidur malam lagi apalagi untuk main game!”
“bawel, kau juga pulang sana!” kataku sambil bangkit dari kursiku. Dia benar, tubuhku benar-benar tersa capek!
“Meysa” panggilku setelah aku membuka pintu yang terhubung menuju bagian dalam rumah
“kau masih mau bertemu denganku!”
“kenapa engga! Tapi, wajahmu ga boleh sepucat ini dan jangan malam-malam!”
“loh kenapa?” keningnya berkerut bingung
“kau seolah takut melihatku dengan wajah sepucat itu dan… kalau malam , kulitmu terasa dingin. Mungkin kalau siang akan lebih haangat!”
“seharusnya kau yang takut padaku”
“kenapa?”
“ga, kalau hangat, kau mau main denganku?” tunggu, apa dia mengatakku kencan?
“gimana nanti ya…” kataku sambil tersenyum
“selamat tidur” jawabnya sambil tersenyum , kali ini benar-benar tampan. Aku pun hanya bisa masuk ke dalam rumah. Astaga, bisa kah aku memimpikannya?
Pagi itu matahari langsung menyinari wajahku, aku merasakan wangi tak enak dan leherku juga tersa sakit. Astaga, aku tertidur di depan komputer Warnet semalam. Tunggu, bukankah aku sudah pindah ke dalam? Apa aku pergi ke sini lagi?
“Mey,,,” panggil tanteku
“ya tante?” huh, ternyata kamu disni! Tante nyariin kamu dari tadi
“loh ada apa tante?”
“itu,, lagi gempar, katanya semalam jam 2 ada yang nemu mobil masuk jurang di belokan sana”
“hah? Kok…”
“iya, katanya pak tono denger suara ringkihan gitu! Eh, pas dicari ternyata ada itu”
“korbanya?”
“katanya sih laki-laki. Ga tau udah meninggal atau belum, tapi kayaknya sih udah. Soalnya lama ba…”
Tanpa mendengarkan lanjutan cerita tanteku, aku langsung berlari ke tempat kejadian, yang aku bingung kenapa kasusnya hampir sama dengan yang aku kerjakan semalam.
“ Om yudi, ada apa?” tanyaku terengah-engah
“ini, ada mobil masuk jurang! Korbannya laki-laki, kayaknya Cuma 2 tahun di atas kamu deh Mey! Wah, makanya kamu jangan dulu punya mobil”
“Namanya siapa?”
“ Reza Ardi Wiranto”
a-apa katanya?
“kok bengong Mey,,, nih tadi Pak Tono sempet foto waktu dia di bawa ke rumah sakit!” Om yudi menyodorkan Handphonnya padaku. Dan disana ada sebuah wajah yang walaupun gambarnya gelap tapi aku masih dapet menangkap siapa sosok di gambar ini
Reza
“meninggal?”
“Hey Yudi, cepat sini!” teriak salah satu warga , om ku pun pergi ketempat orang berkumpul dan meninggalkanku di sini sendirian
Tiba-tiba saja udara pagi terasa begitu dingin dan menusuk pori kulitku, angin berhembus dan menerbangkan sedikit rambut ikalku. Sepi, suara orang-orang tadi terasa sepi.aku merasakan ada seseorang yang mendekatiku dan berhenti di belakang ku
MEYSA…



 nah, gimana cerpennya? Ga jelas kan??? ini emang cerpen iseng bikinnya,,, selamat beraktivitas kembali...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar